Kurikulum 2013 terlaksana, UN berubah
Terjadinya kekacauan pada Ujian Nasional (UN) tahun ini menimbulkan banyak permintaan supaya tidak menjadikan UN sebagai alat evaluasi. Namun, hal itu urung terjadi selama kurikulum baru yang tengah digagaskan tidak segera dijalankan.
Musliar Kasim (Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan) mengatakan bahwa evaluasi terhadap siswa bisa saja berubah. Namun, apabila Kurikulum 2013 yang memiliki metode pendekatan baru ini tidak dilaksanakan maka evaluasi siswa secara nasional tetap akan menggunakan UN.
"Kalau kurikulum dijalankan maka evaluasi bisa berbeda karena menyesuaikan dengan metode pendekatannya," ujar Musliar di Jakarta, Rabu lalu (8/5/2013).
Menurut beliau, dalam proses evaluasi siswa tidak bisa jika hanya didasarkan pada penilaian guru dan sekolah saja. Kita harus tetap menggunakan penilaian dengan standar nasional, fungsinya sebagai salah satu instrumen evaluasi sehingga dapat dipetakan kualitas pendidikan dari tiap daerah.
"Bagaimana agar standar nasional tercapai, itu yang terus kami upayakan. Bukan hanya penilaian guru saja," jelas Musliar.
Selanjutnya, Pria yang ahir 15 Mei 1959 itu mengatakan bahwa pihak kementerian akan segera menyusun standar evaluasi yang pasti sehingga dapat diputuskan bagaimana nasib UN ke depannya. Tidak hanya itu, pihaknya juga akan mempertimbangkan bagaimana syarat penerimaan untuk jenjang sebelumnya.
"Kami akan susun standar evaluasi yang pasti untuk itu. Untuk masuk SMP, penerimaan pakai hasil UN atau tes, itu juga akan dibicarakan," tandasnya.
Musliar Kasim (Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan) mengatakan bahwa evaluasi terhadap siswa bisa saja berubah. Namun, apabila Kurikulum 2013 yang memiliki metode pendekatan baru ini tidak dilaksanakan maka evaluasi siswa secara nasional tetap akan menggunakan UN.
"Kalau kurikulum dijalankan maka evaluasi bisa berbeda karena menyesuaikan dengan metode pendekatannya," ujar Musliar di Jakarta, Rabu lalu (8/5/2013).
Menurut beliau, dalam proses evaluasi siswa tidak bisa jika hanya didasarkan pada penilaian guru dan sekolah saja. Kita harus tetap menggunakan penilaian dengan standar nasional, fungsinya sebagai salah satu instrumen evaluasi sehingga dapat dipetakan kualitas pendidikan dari tiap daerah.
"Bagaimana agar standar nasional tercapai, itu yang terus kami upayakan. Bukan hanya penilaian guru saja," jelas Musliar.
Selanjutnya, Pria yang ahir 15 Mei 1959 itu mengatakan bahwa pihak kementerian akan segera menyusun standar evaluasi yang pasti sehingga dapat diputuskan bagaimana nasib UN ke depannya. Tidak hanya itu, pihaknya juga akan mempertimbangkan bagaimana syarat penerimaan untuk jenjang sebelumnya.
"Kami akan susun standar evaluasi yang pasti untuk itu. Untuk masuk SMP, penerimaan pakai hasil UN atau tes, itu juga akan dibicarakan," tandasnya.